
Jumlah orang yang membutuhkan dukungan autisme dari Skema Asuransi Disabilitas Nasional terus meningkat meskipun peraturan diperketat untuk mengecualikan lebih banyak pelamar.
Data baru menunjukkan angka autisme pada orang yang diterima dalam NDIS meningkat, meskipun angka penyandang autisme yang tidak memenuhi syarat untuk skema tersebut meningkat secara signifikan.
NDIS membatasi diagnosis autisme pada awal tahun 2018 dan data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan pertumbuhan akses terhadap skema tersebut telah melambat setelah mencapai puncaknya pada bulan Juni tahun lalu.
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
Pertumbuhan persetujuan baru cenderung meningkat hingga 20 persen pada bulan Juni 2018, namun turun menjadi hanya 10 persen pada bulan Desember.
Meskipun terdapat tindakan keras, tingkat prevalensi telah meningkat di lima lokasi uji coba NDIS, yang berarti semakin banyak orang dengan diagnosis autisme yang mengikuti skema ini.
“Untuk kelompok usia tujuh hingga 44 tahun, tingkat pertumbuhan triwulanan (gangguan spektrum autisme) lebih tinggi dibandingkan disabilitas lainnya,” kata laporan NDIS yang diterbitkan pada Selasa.
Data juga menunjukkan bahwa lebih dari 50.000 orang yang belum pernah mendapatkan dukungan autisme sebelumnya telah disetujui untuk mendapatkan paket.
Menteri Pelayanan Publik Stuart Robert mengatakan peluncuran data secara berkala akan memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang apa yang berhasil di NDIS dan tantangan apa yang perlu diatasi.
Dia mengatakan kepada parlemen bahwa perubahan telah dilakukan pada pendekatan intervensi dini pada anak usia dini.
“Di beberapa daerah terdapat waktu tunggu yang lebih lama dari waktu tunggu ideal bagi anak-anak. Jelas bahwa waktu tunggu ini tidak dapat diterima dan kami telah menjadikannya prioritas yang sangat jelas untuk membalikkan hal ini,” kata Robert.
Berdasarkan perubahan tersebut, anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam mendapatkan program ECEI akan diberikan program sementara selama enam bulan hingga program yang tepat tersedia.
Statistik menunjukkan bahwa mayoritas peserta baru NDIS adalah anak-anak autis.
Orang dengan gangguan spektrum autisme merupakan 29 persen dari peserta NDIS – kelompok terbesar, mengungguli penyandang disabilitas intelektual sebesar 27 persen.
Pada tahun 2018, Badan Asuransi Disabilitas Nasional mengatakan peningkatan jumlah anak yang didiagnosis autisme merupakan tekanan biaya yang harus dikelola.
Orang yang didiagnosis dengan autisme tingkat dua tidak lagi secara otomatis memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan pemerintah, meskipun lembaga tersebut kemudian menyatakan bahwa ini adalah ‘kesalahan’.
Sebuah kelompok penasihat telah dibentuk untuk membantu pemerintah menangani jumlah pendatang baru dalam skema ini.