
Apple dan pembuat chip ponsel Qualcomm telah menyelesaikan perselisihan finansial yang sengit yang berpusat pada beberapa teknologi yang memungkinkan iPhone terhubung ke Internet.
Gencatan senjata mengejutkan yang diumumkan pada hari Selasa terjadi tepat ketika mantan sekutu yang berubah menjadi lawan berhadapan dalam sidang pengadilan federal yang seharusnya digelar bulan depan di San Diego.
Resolusi tersebut tiba-tiba mengakhiri uji coba tersebut, yang juga melibatkan pemasok utama iPhone Apple.
Mencari pekerjaan baru atau kandidat pekerjaan? Posting pekerjaan dan temukan bakat lokal di 7NEWS Jobs >>
Kesepakatan itu mengharuskan Apple membayar jumlah yang tidak diungkapkan kepada Qualcomm. Perjanjian ini juga mencakup perjanjian lisensi enam tahun yang kemungkinan melibatkan pembayaran berulang kepada pembuat chip seluler.
Investor bereaksi seolah-olah ini adalah kemenangan besar bagi Qualcomm. Saham perusahaan San Diego naik 23 persen menjadi ditutup pada $US70,45 pada hari Selasa. Saham Apple naik 2 sen menjadi $US199,25.
Baik Apple maupun Qualcomm tidak akan berkomentar selain pernyataan singkat yang mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan perbedaan mereka.
Rincian mengenai jumlah yang akan dibayar oleh Apple dan pemasok iPhone Qualcomm mungkin muncul dalam dokumen pengadilan atau ketika perusahaan merilis hasil keuangan terbaru mereka. Apple akan melaporkan hasil kuartalannya pada 30 April, sementara Qualcomm akan merilis angkanya pada 1 Mei.
Apple meminta setidaknya $US1 miliar ($1,34 miliar) untuk uang yang seharusnya diberikan potongan harga oleh Qualcomm sebagai bagian dari kesepakatan lisensi sebelumnya. Apple mulai mempertanyakan perjanjian itu karena menambahkan lebih banyak fitur ke jajaran iPhone yang semakin populer.
Qualcomm meminta royalti sebesar $7 miliar yang belum dibayar karena teknologi yang dipatenkannya pada iPhone. Pemasok iPhone Apple, termasuk Foxconn dan Pegatron, menginginkan tambahan $US27 miliar dari Qualcomm.
Apple sudah kalah dalam pertarungan sebelumnya dengan Qualcomm bulan lalu ketika juri pengadilan federal di San Diego memutuskan pembuat iPhone itu berutang kepada Qualcomm sebesar $US31 juta karena melanggar tiga patennya.
Qualcomm masih menghadapi potensi konsekuensi lain dari tuntutannya untuk membayar royalti selain biaya yang dikenakan untuk chip selulernya.
Komisi Perdagangan Federal menuduh perusahaan tersebut menggunakan sistem royalti untuk menghambat persaingan di pasar chip seluler dalam kasus lain di mana Apple memainkan peran sentral.
Sidang mengenai gugatan FTC berakhir pada bulan Januari di pengadilan di San Jose, California, namun hakim masih belum mengeluarkan keputusan.